Kamis, 29 Januari 2015

PENENTUAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan
ž  Jumlah & jenis porsi yang dilayani
ž  Jumlah & macam menu yang diselenggarakan
ž  Jumlah hari pelayanan makanan
ž  Jumlah & Macam perlatan yang tersedia
ž  Saran fisik & prasarana yang tersedia
ž  Jumlah, jenis & kualitas bm yang digunakan
ž  Sistem produksi makanan
ž  Sistem distribusi/pelayanan makanan
ž  Penyesuaian yang diperlukan
ž  Penyesuaian hari libur/cuti
ž  Produktifitas
ž  Pola kedatangan pasien
ž  Trainning need analysis
ž  Beberapa metode perhitungan ketenagaan

1.Berdasarkan rasio tempat tidur
            SK Menkes No 363/Menkes/Per/VII/1979
            Standar kebutuhan tenaga minimal

2. Indicator Staffing Needs (ISN)
            dihitung berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanan
            Rumus : Kebutuhan Tenaga = Beban kerja 1 th x bobot
                                                               Kapasitas kerja tenaga/thn
Lanjutan....
            Kelebihan metode ISN :
            - sudah membedakan jenis tenaga yang ada sesuai dengan tingkat pendidikan
            - mempertimbangkan bobot kerja
            Kekurangan metode ISN :
            - sulit memperhitungkan besar beban kerja setiap jenis tenaga
            - tidak memperhitungkan jumlah waktu kerja efektif
Lanjutan...
            Contoh :
            Beban kerja/tahun = jumlah karyawan saat ini x jam kerja x 365 hari
            Waktu kerja yang tersedia =
ž    365 hari-90 hari (12 hari cuti, 14 hari libur nasional, 12 hari ijin sakit, 52 hari    minggu/tahun) = 275 hari
ž    Kapasitas kerja per tahun = 275 hari x 7 jam = 1925 jam
             
Lanjutan....
Contoh suatu institusi :
ž  Jumlah tenaga pemasak saat ini 16 orang
ž  Rata-rata melayani 150 pasien sehari
ž  Institusi menggunakan sistem konvensional
ž  Jarak produksi & distribusi makan dekat (bobot=1)
ž  Beban kerja pertahun = 16 orangx7jamx365 harix 1 = 40880 jam
ž  Kebutuhan tenaga pemasak = 40880/1925 = 21 orang
ž  Kesimpulan = tenaga pemasak kurang 5 orang

3. Recomendation Full Time Equivalent (FTE)
            direkomendasikan kebutuhan tenaga kerja dalam penyelengaraan makanan institusi adalah 1,5 full time equivalent/shif (1,5 FTE/shif) = 1,5 x jumlah tenaga yang diperlukan waktu operasional karena faktor 7 hari kerja/minngu dan faktor cuti, libur, ijin, sakit dll
  Contoh :
            Di ruang pencucian alat dibutuhkan tenaga (FTE) 2 orang/shitf, maka tenaga yang perlu disediakan adalah 1,5 x 2 orang = 3 orang

4. US Department of Health and Human Service
   a. Berdasarkan konsumen
            1. rasio tenaga pemasak : konsumen =1:25
            2. hari pelayanan 7 hari/minggu, hari kerja efektif 5 hari/minggu
            3. koreksi faktor cuti = 0,2
            4. jam kerja = 8 jam/hari & istirahat 1 jam (jam kerja efektif= 7 jam/hari
Lanjutan...
            5. Contoh perhitungan kebutuhan tenaga pemasak untuk 1000 konsumen =
            - rasio 1:25 à 1000/25 = 40 orang
            - koreksi faktor hari kerja= 7/5 hari x 40 orang = 56 orang
            - koreksi cuti, libur dll= 56 orang + (0,2 x 56) = 67,2 orang
            - koreksi faktor istirahat 1 jam = 8/7 x 67,2 orang = 76,8 orang
            - maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 77 orang

Lanjutan....
            b. Berdasarkan menit kerja/porsi hidangan
            Penelitian yang dilakukan pada 1000 klien diperlukan waktu untuk penyelenggaraan makan siang adalah 14 menit/porsi hidangan
            Contoh perhitungan :
            - waktu yg diperlukan = 1000x 14 menit = 233,33 jam
            - waktu/jam kerja efektif = 233,33 jam/7 jam = 33,33 orang
            - koreksi faktor hari kerja = 7/5 hari x 33,33 orang = 44,66 orang
            - koreksi cuti, dll = 44,66 orang + (0,2 x 44,66)= 55,99 orang
            - koreksi faktor istirahat 1 jam =8/7 x 55,99 orang = 64 orang
            - maka kebutuhan tenaga pemasak adalah 64 orang

5. Workload Indicator Staffing Need (WISN)
            Metode ini telah diadaptasi dan digunakan oleh Depatemen Kesehatan RI dan disahkan dalam keputusan Mentri Kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/2004.
Kelebihan metode WISN :
a.     Mudah dilakukan karena menggunakan data yang dkumpulkan atau didapatkan dari laporan kegiatan rutin unit pelayanan
b.    Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan sehingga manajer di semua tingkatan dapat segera menyusun rencana dan kebijakan ketenagaannya
c.     Dapat digunakan untukberbagai jenis tenaga
Penerapan Metode :
a.     Menetapkan waktu kerja tersedia
            = { A – (B+C+D+E) } x F
            A          = hari kerja
            B          = cuti tahunan
            C          = pendidikan dan pelatihan
            D          = hari libur nasional
            E          = ketidak hadiran kerja (rata-rata dalam krun waktu satu tahun) karena sakit, ijin    atau anpa alasan/ijin)
            F          = waktu kerja (satuhari adalah 7-8 jam)

b.    Menghitung kebutuhan tenaga setiap jenis tenaga
            Kebutuhan Tenaga =
            Kuantitas Kegiatan pokok + standar kelongg.
               waktu kerja tersedia
c.     Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga yang dibutuhkan
d.    Menyusun standar beban kerja setiap jenis tenaga
e.    Menyusun standar kelonggaran setiap jenis tenaga dengan rumus
            standar kelonggaran =
            rata-rata per waktu kelonggaran
                  waktu kerja tersedia

Proses Penerimaan tenaga
  Seleksi Tenaga
            administrasi, tes tulis dan interview
  Beberapa hal yang harus dilerhatikan :
            Intelegensia, attitude (sikap), ketrampilan, personality (kepribadian), fisik dan kesehatann secara umum
1.    Pembinaan Tenaga
2.    Evaluasi
3.    Pendidikan dan pelatihan
            a. Diklat formal
            diklat berkesinambungan yang menunjang keprofesian, mulai dari D4, S1, S2 dan S3
            b. Diklat non formal
                - orientasi tugas
                - kursus
                - simposium, seminar, pelatihan dsb


Rabu, 28 Januari 2015

Nutrisi Perioperatif



Dr. Listiana D.S., S.Ked., Akp.Med., M.Si.

Pembedahan merupakan stresor yg menimbulkan hipermetabolisme atau peningkatan pemakaian energi.
Pada hari pertama (24 jam pertama) keadaan yg akut, dokter akan melakukan resusitasi cairan dan elektrolit à dg pertimbangan bahwa pada saat terjadi syok, darah yg melalui saluran cerna akan berkurang, sementara tubuh masih memiliki cadangan energi brp glikogen sebesar 250 gram atau setara dg 1000 kcal à dinamakan fase Ebb. 
 Pemberian nutrisi baru dilaksanakan setelah fase akut, yaitu pd fase flow, dimana aliran darah ke saluran cerna dianggap sdh pulih kembali.
Pemberian nutrisi bertujuan :
            - memenuhi defisit yg ditimbulkan oleh    keadaan hipermetabolisme.
            - memperbaiki jaringan yg rusak dlm periode konvalesen.

MALNUTRISI
  • Malnutrisi pada periode perioperatif à Penurunan BB, lambatnya penyembuhan luka , penurunan motilitas usus , edema, dehidrasi , ulkus dekubitus .
  • Berkurangnya volume sirkulasi darah , konsentrasi protein serum, hemoglobin, dan elektrolit.
  • Malnutrisi dapat setelah pembedahan misalnya kurangnya asupan makanan pada pasien keganasan , obstruksi saluran cerna , peningkatan kebutuhan nutrient, atau peningkatan losses pada fistel enterokutan , short bowel syndrome.
PENENTUAN KEBUTUHAN NUTRISI
  • Penentuan kebutuhan nutrisi dengan menentukan Kebutuhan kalori à Basal Energy Expenditure (BEE)
Rumus Harris Benedict :
  • Perempuan : 65,5 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) (4,7 x umur )
  • Laki-laki : 66,0 + (1,7 x B B) + (5 x TB)(6,8 x umur )
  • Koreksi katabolisme yg tinggi ( pasca trauma, pasca bedah , infeksi , sepsis : +≥50% - ≥150%
  • Protein : 1.2 – 1.5 g protein/ kgBB /hr
Penderita dg katabolisme yg berat (trauma ganda dan luka bakar) :
Kalori : tidak lebih 6 gr / kgBB /hr
Vitamin dan mineral :
Vitamin C penting untuk penyembuhan luka dan perlu diberikan baik pre maupun pasca operasi.
Vitamin K diberikan atas indikasi bedah misalnya spada keadaan usus halus tidak mampu mensintesis , atau gangguan konversi protrombin.
Na dan Cl berkurang bila terjadi mual , muntah , diare , anoreksia , diuresis atau gagal ginjal .
Defisiensi besi : berhubungan dengan malnutrisi atau perdarahan .

TATALAKSANA CAIRAN
  • Tata laksana cairan Tiga hal pokok , yaitu terhadap defisit , kebutuhan rumat selama pembedahan , dan pengganti akibat kehilangan cairan selama pembedahan .
DEFISIT CAIRAN
Defisit cairan Dapat diperkirakan dari berat-ringannya dehidrasi.
  • Fase awal : sadar akan mengeluh haus , nadi biasanya meningkat sedikit , blm ada gangguan cairan & komposisinya scr serius. Kehilangan kira-kira 2% BB (1500 ml air)
  • Fase moderat : rasa haus, mukosa kering, otot lemah , nadi cepat & lemah . Tjd pd kehilangan cairan 6% BB.
  • Fase lanjut / dehidrasi berat : ditandai adanya tanda shock cardiosirkulasi , terjadi pd kehilangan cairan 7-15 % BB.
  • Kegagalan penggantian cairan dan elektrolit à kematian jk kehilangan cairan 15 % BB atau lebih .
TERAPI CAIRAN
  • Terapi cairan
a. Preoperatif Dewasa : 2 ml/ kgBB /jam BB > 20 kg : 60 ml + 1 ml/ kgBB.
            Pada anak-anak : 4 ml/kg pd 10 kg BB I + 2 ml/kg untuk 10 kgBB II + ditambah 1 ml/kg utk BB sisanya .
b. Selama pembedahan Terapi cairan selama operasi meliputi kebutuhan dasar cairan dan penggantian sisa defisit pra operasi ditambah cairan yang hilang selama operasi.
Pemberian cairan berdasarkan beratnya trauma pembedahan :
Cairan pengganti pada dewasa :
  • Trauma ringan : 2 ml/kg BB/jam u/ kebutuhan dasar ditambah 4 ml/kg BB/jam sbg pengganti akibat trauma pembedahan  

  • Trauma sedang 6 ml/kg BB/jam
  • Trauma berat 8 ml/kg BB/jam. 
Cairan pengganti pada anak :
  • Trauma ringan 2 ml/kg BB/jam
  • Trauma sedang 4 ml/ kgBB /jam
  • Trauma berat 6 ml/ kgBB /jam
  • Pemilihan jenis cairan intravena tergantung pada prosedur pembedahan dan banyaknya perdarahan.
  • Perkiraan perdarahan : mengukur jumlah darah didalam botol suction ditambah perkiraan jumlah darah pada kain kassa dan kain operasi. Satu lembar duk dapat menampung 100-150 ml darah. Kain kassa ditimbang sebelum dan sesudah operasi, dimana selisih 1 gram = 1 ml darah.
  • Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit secara serial.
  • Operasi/pembedahan akan disertai dg respon stres. Peran dari respon stres adalah :
  1. Memberikan cukup energi pada keadaan stres yg berat.
  • Peningkatan sekresi hormon glukagon, epinefrin, norepinefrin dan kortikosteroid à akan mengakibatkan pengurangan glikogen, simpanan lemak serta protein tubuh, khususnya yg tdp pd otot2 rangka.
  • Efek cedera yg berat adalah peningkatan kehilangan nitrogen lewat urin, pelisutan otot, penurunan berat badan, dan penurunan kadar serum albumin serta proteion lainnya.
  • Semua keadaan ini harus diatasi dg respon stres yg akan memberikan cukup energi dari hasil perombakan simpanan energi diatas.
2. Mempertahankan volume darah.
  • Respon stres akan meningkatkan sekresi hormon antidiuretik yg akan menurunkan keluaran urine dan meningkatkan retensi cairan.
  • Semua hal diatas terjadi bila tdp keadaan hipovolemia yg bisa disebabkan oleh perdarahan, kehilangan cairan atau perpindahan cairan dari dalam pembuluh darah ke jaringan seperti pada luka bakar.
PRINSIP DIET
  • Kebutuhan kalori dapat dihitung dengn menggunakan rumus Ireton-Jones :
            EEE (v) = 1784 – 11(A) + 5(W) + 244(S) + 239(T) + 804(B)
            EEE (s) = 629 – 11(A) + 25(W) – 609(O)
Ket. :
EEE = estimated total energy expenditure (kcal/hari)
V = bergantung pada ventilator
S = bernapasa spontan
A = usia (dalam tahun)
W = berat sebenarnya (kg)
S = jenis kelamin/sex (laki2=1; wanita=0)
T = trauma
B = luka bakar (burn)
O = obesitas (jika terdapat=1; jika tidak ada=0)
  • Terapi imunonutrisi dapat dilakukan khususnya pada pasien2 luka bakar dan pembedahan digestif dg memberikan suplemen preparat enteral yg mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega-3.
            Kadar glutamin dan arginin yg memadai akan mengendalikan frespon inflamasi dan mepercepat proses kesembuhan.
  • Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yg hilang dg ditambah jumlah keluaran urin serta feses dan insensible water loss.
            Pada dasarnya setiap orang akan memerlukan cairan sebesar 1,5 hingga 2 liter per hari sehingga bila tdp perdarahan sebanyak 1000 cc akan diperlukan penambahan cairan sampai 2,5 liter, yg bisa dicapai lewat pemberian cairan infus, plasma atau darah.
  • Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada pembedahan. Vitamin C dg takaran 500-1000 mg/hari diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yg optimal. Karena dalam keadaan stres dianggap terjadi pembentukan radikal bebas, maka pemberian antioksidan seperti vitamin A, beta karoten, vitamin E, C, zinc dan selenium dpt dibenarkan.
PRESKRIPSI DIET

  • Pemberian makan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yg diberikan harus mudah dicerna dan diserap.
  • Pilih makanan yg mudah dilumatkan, seperti ikan sebagai sumber protein hewani, tahu dan tempe sebagai sumber protein nabati. Sayuran dan buah yg mudah dilumatkan seperti wortel, labu siam, lobak, pepaya.
  • Pemberian susu kedelai, kacang merah, dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan arginin dan glutamin yg banyak tdp pada produk kacang-kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yg kaya akan vitamin A dan asam lemak omega-3 dpt pula diberikan sementara minyak zaitun atau kanola yg mrp sumber asam lemak omega-9 dpt pula dimakan mentah sbg campuran susu atau formula enteralnya sbg dressing.
  • Gunakan susu skim untuk menambah kandunga protein dalam sereal, sup, dll. Jangan gunakan santan sbg bahan untuk menggurihkan, krn santan kaya akan asam lemak jenuh.
  • Minum air putih yg banyak untuk mengencerkan darah, misalnya 1 gelas air mineral setiap 2 hinggan 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun utk buang air kecil pada malam hari 

Penyakit IEM (Galaktosemia dan Fenilketonuria)

KELOMPOK:
Inna Sholikah (J31012005)
Rusmah Suci A (J3101200)
Fiqi Dwi Kartika (J310120023)
Katria Ravita E (J310120018)

Rieny Hutami E (J310120036)

IEM (GALAKTOSEMIA DAN FENILLETONURIA) 
IEM
Inborn errors of metabolism (IEM) merupakan gangguan metabolisme bawaan dari sekelompok grup dengan kecatatan (defek) pada gen tunggalnya sehingga terjadi hambatan atau blokade jalur metabolisme yang akan menyebabkan akumulasi substrat yang jalurnya dihambat atau akan terjadi kekurangan jumlah produk yang dihasilkan.
KLASIFIKASI IEM 
1. Asidemia organik, yang disebabkan oleh metabolisme protein, lemak atau karbohidrat yang tidak normal dan ditandai dengan asidosis metabolisme dengan ketosis. Contoh methylmalonic atau asidemia propionik, defisiensi karboksilasi multipel.Tanda utama dari kelompok ini yaitu muntah, tanda ensefalopati, neutropenia dan trombositopenia.

2. Defek pada oksidasi asam amino, merupakan tipe gangguan asam organik yang memiliki karakteristik berupa hipoketotik hipoglikemia, hiperamonemia dan kardiomiopati serta dapat juga terjadi sindrom  Reye.  Contoh defek pada oksidasi asam amino antara lain : defisiensi acyl-CoA dehidrogenase rantai pendek, sedang dan rantai panjang.

3. Asidosis laktat primer, sering muncul bersamaan dengan asidosis laktat berat. Contoh dari asidosis laktat primer antara lain : piruvat dehidrogenase, piruvat karboksilase dan defisiensi sitokrom oksidase.

4. Aminoasidopati, merupakan kelompok kelainan yang sangat heterogen. Contoh dari aminoasidopati antara lain fenilketonuria, tirosinemia herediter, hiperglisinemia non ketotik, maple syrup urine disease (MSUD) dan homosistinuria.

5. Defek pada siklus area, dihasilkan dari ketidakmampuan untuk mendetoksifikasi nitrogen dan dikarakteriasikan sebagai hiperamonia berat dan alkalosis respiratorik dengan onset muncul setelah umur 24 jam . contoh defek pada siklus urea antara lain : sitrulinemia, defisiensi ornitin transcabamilase dan arginosuksinit asiduria.

6. Gangguan metabolisme karbohidrat, merupakan sekelompok kelainan heterogen yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memetabolisme gula spesifik, sintesis glukosa aberan atau kelainan glukoneogenesis. Gangguan metabolisme karbohidrat dapat muncul dengan hipoglikemia, hepatosplenomegali, asidosis laktat atau ketosis.Contoh dari gangguan metabolisme karbohidrat antara lain : galaktosemia, intoleran fruktosa herediter, defisiensi fruktosa 1,6-difosfat dan penyakit penyimpanan glikogen.

7. Gangguan penyimpanan lisosomal, disebabkan oleh akumulasi glikoprotein, glikolipid, atau glikosaminoglikan di dalam lisosom pada berbagai jaringan.Gangguan ini biasanya muncul di kemudian hari pada bayi, tidak memiliki abnormalitas laboratorium yang spesifik, tambak adanya tekstur wajah yang kasar dan neurodegenerasi serta menunjukkan proses degeneratif yang bersifat progresif. 

GALAKTOSEMIA DAN FENILKETONURIA
  1. GALAKTOSEMIA
         Penyakit akibat kelainan genetik yang paling sering terjadi adalah kelainan metabolisme karbohidrat. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang mempunyai jenis-jenis beragam diantaranya glukosa, sukrosa, dan fruktosa.
              Kelainan metabolisme karbohidrat biasanya terjadi karena ketidakmampuan tubuh memiliki enzim pemecah beberapa jenis karbohidrat tersebut sehingga KH yang akan terpecah dalam tubuh tidak dapat termetabolisme.
Galaktosemia dibagi menjadi 3, yaitu:
  1. Tipe 1 (Galaktosemia klasik), merupakan kasus yang paling sering terjadi dan merupakan  bentuk kasus yang sangat berat. Hal ini disebabkan karena defisiensi galaktosa - 1 fosfat uridil transferase (GALT)
  2. Tipe 2 (defisiensi galaktokinase), disebabkan karena defisiensi galaktosa kinase (GALK/GALK1)
  3. Tipe 3 (defisiensi galaktosa epimerase), disebabkan karena defisiensi galaktosa-6-fosfat epimerase (GALE)
PATOFISIOLOGI
     Pada awalnya pasien penderita kelainan ini tampak normal secara fisik, namun setelah beberapa hari maupun beberapa minggu kemudian terlihat penurunan nafsu makan juga terjadi mual dan muntah, tubuh tampak kuning seperti hepatitis (jaundice) dan pertumbuhan yang normal seperti anak biasanya terhenti. Ini akan menjadi bahaya jika pengobatan terlambat diberikan, akibatnya adalah anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami penurunan mental.

Etiologi Galaktosemia
     Galaktosemia disebabkan oleh tidak adanya atau defisiensi berat enzim galaktosa-1-fosfat uridiltranferasa ( Gal-1-PUT). Enzim ini penting untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa, karena laktosa yang merupakan gula utama susu adalah disakarida yang mengandung glukosa dan galaktosa. Bayi dengan kondisi ini secara cepat menderita galaktosemia jika disusui baik dengan ASI atau susu formula sapi.
       Galatosemia merupakan penyakit resesif autosom pada metabolisme galaktosa yang terdapat pada sekitar 1 dalam 60000 bayi baru lahir. Gejala klinis awal adalah kegagalan pertumbuhan.
     Pasien dengan galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung galaktosa, seperti susu yang kaya akan galaktosa. Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya, seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktose selama kehamilan.
     Galaktosemia dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang berupa kegagalan  ovarium prematur dan gambaran neuropsikiatrik seperti gangguan fungsi kognitif , kesulitan  belajar, perubahan perilaku seperti kecenderungan menarik diri dari lingkungan dan kesulitan  berbicara, katarak, sirosis hati, retardasi mental, septikemia oleh bakteri E.coli, tremor dan  fungsi  motorik yag tidak dapat dikendalikan, ataksia, serta penurunan kepadatan mineral  tulang.

Gejala Galactosemia
Galaktosemia klasik (Galaktosemia Tipe I):
 Katarak
Gangguan emosi (lekas marah)
 Sirosis hepar
 Kerusakan ginjal
 Kesulitan bicara
 Keterbelakangan mental atau retardasi mental
 Gangguan Fungsi motorik : tremor, gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gaya berjalan dan ataxia.
Gagal tumbuh
        Galaktosemia tipe II menyebabkan masalah klinis yang lebih sedikit  daripada galaktosemia tipe klasik. Bayi yang menderita galaktosemia tipe II akan menderita  katarak dan juga  komplikasi jangka panjang. Tanda dan gejala galaktosemia tipe II bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat dan dapat juga terjadi katarak, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, ketidakmampuan itelektual, penyakit hati dan masalah pada ginjal.
         Penderita Galaktosemia biasanya mengalami Ikterus. Ikterus merupakan timbulnya warna agak kuning pada kulit dan bagian putih mata (sklera). Hal ini dapat terjadi bila hati gagal mengangkut, menyimpan atau mengkonjugasi bilirubin.
Pencegahan
        Karena galaktosemia adalah penyakit genetik resesif, biasanya terdeteksi pada Newborn, karena sebagian besar orang tidak menyadari bahwa mereka adalah pembawa mutasi gen penyakit ini. Keluarga seorang anak yang telah didiagnosis dapat memiliki tes DNA yang dapat memungkinkan saudara jauh lainnya untuk menentukan status operator mereka. Calon orangtua melakukan perencanaan keluarga atau untuk mempersiapkan anak dengan keadaan khusus. Anak-anak lahir dengan galaktosemia harus diletakkan pada diet khusus segera, untuk mengurangi gejala dan komplikasi dari penyakit.
Penatalaksanaan Gizi
      Penatalaksanaan gizi galaktosemia melalui diet intervensi, dengan segera intervensi diet ditunjukkan pada bayi yang Galt aktivitas enzim kurang dari 10% dari aktivitas pengendalian dan yang RBC galaktosa-1-fosfat lebih besar dari 10 mg / dL. Karena 90% dari sumber karbohidrat baru lahir adalah laktosa dan susu manusia mengandung 6% -8% laktosa, susu sapi 3% -4% laktosa, dan susu formula yang paling eksklusif laktosa 7%, semua produk susu harus segera diganti oleh formula yang bebas laktosa. Pembatasan diet pada semua makanan yang mengandung laktosa.
                Kriteria berikut telah digunakan untuk menilai kepatuhan diet:
  1. Ketat kepatuhan: hati-hati menghindari semua makanan yang mengandung laktosa
  2. Fair kepatuhan: menghindari semua produk susu
  3. Miskin kepatuhan: menelan beberapa produk susu
  4. Orang tua harus dididik tentang perlunya seumur hidup untuk beberapa pembatasan diet.
B. FENILKETONURIA
      Fenilketonuria adalah suatu kelainan di dalam tubuh, dimana tubuh tidak dapat memproduksi enzim yang berfungsi menguraikan asam amino esensial fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin.
Etiologi Fenilketonuria
                Fenilalanin yang berlebihan normalnya diubah menjadi tirosin (jenis asam amino yang lain) dan dibuang keluar tubuh. Tanpa enzim yang mengubah fenilalanin menjadi tirosin, fenilalanin terakumulasi di dalam darah dan bersifat toksik pada otak, sehingga menyebabkan gangguan intelektual.
                Pengaruh terhadap cara tubuh memproses makanan: anak-anak tidak dapat memproses komponen protein (asam amino) yang disebut fenilalanin karena kurangnya enzim yang sesuai. Akibatnya, fenilalanin terakumulasi dalam darah dan menyebabkan kerusakan otak dan keterbelakangan mental.

Gejala
    Awalnya bayi dengan PKU lahir dengan normal dan tidak menimbulkan gejala. Kebanyakan penderitanya memiliki mata yang biru, rambut dan kulit yang lebih cerah atau terang daripada anggota keluarganya yang lain. Sekitar lebih 50% bayi PKU (penderita fenilketonuria)  memiliki gejala awal seperti muntah, rewel, dan bintik-bintik merah pada kulit (eczema-like rash). 
Gejala-gejala lain yang bisa ditemukan yaitu :
Kejang
Mual
Muntah
Ruam seperti eksim, kulit, mata
Rambut berwarna lebih terang daripada anggota keluarga yang lain
Tidak tahan terhadap cahaya
Tubuh berbau apek
Keterbelakangan mental
Perilaku agresif atau suka mencederai diri sendiri
Hiperaktif
Kadang terdapat gejala-gejala psikiatri.
     Gejala PKU sebenarnya dapat dihindari dengan “newborn screening” (pemeriksaan awal) dan identifikasi dini. Tetapi jika penyakit ini tidak diobati, bayi mengalami kerusakan otak parah. Kerusakan ini dapat menyebabkan epilepsi, masalah perilaku, dan menghambat pertumbuhan bayi.
   Fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik. Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal.

Pencegahan
     Awal diagnosis dengan amniocentesis atau chorionic villus sampling pada minggu-minggu pertama kehamilan. Deteksi mereka adalah bagian dari tes dilakukan untuk bayi baru lahir biasanya sebagai bagian dari program skrining metabulopatias (cacat metabolisme) didorong oleh Otoritas Kesehatan. Diet rendah fenilalanin harus dimulai sebelum minggu keempat kehidupan. Konseling genetik untuk orang tua.

Penatalaksanaan Gizi
a.  Penghindaran protein dalam diet
            Intervensi utama atau terapi adalah penghindaran protein dalam diet. Fenilalanin diperoleh dari diet. Makanan kaya protein seperti daging harus dihindari. Protein yang aman atau pengganti diformulasikan secara khusus perlu dimulai. Diet anak tumbuh dengan PKU perlu ketat dipantau dan dikontrol. Fenilalanin ditemukan di telur, daging, susu, serta pemanis buatan (aspartam) dll.
b. Khusus susu formula untuk bayi yang baru lahir
        Dalam bayi yang baru lahir formula bebas dari fenilalanin dimulai segera setelah diagnosis dibuat, menyusui diberikan bersama dengan formula yang di bawah bimbingan ahli gizi. Asupan rumus tersebar sepanjang hari untuk mencegah darah tingkat fluktuasi.
           Total asam amino asupan setidaknya 3 g/kg/day termasuk 25 mg tirosina/kg/hari dianjurkan pada anak di bawah usia dua tahun
c. Diet untuk remaja dan orang dewasa
         Beberapa merekomendasikan fenilalanina diet bebas untuk hidup. Beberapa merekomendasikan relaksasi setelah usia 12 tahun. Diet perlu dipulihkan selama kehamilan dan jika gejala muncul di masa dewasa.

Klasifikasi makanan
  

Prevalensi
            Angka insiden galaktosemia di populasi sangat bervariasi, yaitu 1 kasus per 40.00-60.00 orang di Amerika Serikat, 1 kasus per 70.000 rang di Inggris dan 1 kasus per 20.000  orang di Irlandia. Galaktosemia merupakan kasus yang sering dijumpai diantara populasi wisatawan Irlandia. Di Asia kasus dari galaktosemia lebih jarang ditemukan. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai angka insiden dari kasus galaktosemia
Menurut hasil penelitian penderita Fenilketonuria PKU (penderita fenilketonuria) sangat jarang ditemukan. Di Amerika dilaporkan kemungkinan penderita ini 1:15.000 orang saja, sedangkan di Indonesia sendiri belum ada laporan kasus PKU.