Rabu, 28 Januari 2015

Penyakit IEM (Galaktosemia dan Fenilketonuria)

KELOMPOK:
Inna Sholikah (J31012005)
Rusmah Suci A (J3101200)
Fiqi Dwi Kartika (J310120023)
Katria Ravita E (J310120018)

Rieny Hutami E (J310120036)

IEM (GALAKTOSEMIA DAN FENILLETONURIA) 
IEM
Inborn errors of metabolism (IEM) merupakan gangguan metabolisme bawaan dari sekelompok grup dengan kecatatan (defek) pada gen tunggalnya sehingga terjadi hambatan atau blokade jalur metabolisme yang akan menyebabkan akumulasi substrat yang jalurnya dihambat atau akan terjadi kekurangan jumlah produk yang dihasilkan.
KLASIFIKASI IEM 
1. Asidemia organik, yang disebabkan oleh metabolisme protein, lemak atau karbohidrat yang tidak normal dan ditandai dengan asidosis metabolisme dengan ketosis. Contoh methylmalonic atau asidemia propionik, defisiensi karboksilasi multipel.Tanda utama dari kelompok ini yaitu muntah, tanda ensefalopati, neutropenia dan trombositopenia.

2. Defek pada oksidasi asam amino, merupakan tipe gangguan asam organik yang memiliki karakteristik berupa hipoketotik hipoglikemia, hiperamonemia dan kardiomiopati serta dapat juga terjadi sindrom  Reye.  Contoh defek pada oksidasi asam amino antara lain : defisiensi acyl-CoA dehidrogenase rantai pendek, sedang dan rantai panjang.

3. Asidosis laktat primer, sering muncul bersamaan dengan asidosis laktat berat. Contoh dari asidosis laktat primer antara lain : piruvat dehidrogenase, piruvat karboksilase dan defisiensi sitokrom oksidase.

4. Aminoasidopati, merupakan kelompok kelainan yang sangat heterogen. Contoh dari aminoasidopati antara lain fenilketonuria, tirosinemia herediter, hiperglisinemia non ketotik, maple syrup urine disease (MSUD) dan homosistinuria.

5. Defek pada siklus area, dihasilkan dari ketidakmampuan untuk mendetoksifikasi nitrogen dan dikarakteriasikan sebagai hiperamonia berat dan alkalosis respiratorik dengan onset muncul setelah umur 24 jam . contoh defek pada siklus urea antara lain : sitrulinemia, defisiensi ornitin transcabamilase dan arginosuksinit asiduria.

6. Gangguan metabolisme karbohidrat, merupakan sekelompok kelainan heterogen yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memetabolisme gula spesifik, sintesis glukosa aberan atau kelainan glukoneogenesis. Gangguan metabolisme karbohidrat dapat muncul dengan hipoglikemia, hepatosplenomegali, asidosis laktat atau ketosis.Contoh dari gangguan metabolisme karbohidrat antara lain : galaktosemia, intoleran fruktosa herediter, defisiensi fruktosa 1,6-difosfat dan penyakit penyimpanan glikogen.

7. Gangguan penyimpanan lisosomal, disebabkan oleh akumulasi glikoprotein, glikolipid, atau glikosaminoglikan di dalam lisosom pada berbagai jaringan.Gangguan ini biasanya muncul di kemudian hari pada bayi, tidak memiliki abnormalitas laboratorium yang spesifik, tambak adanya tekstur wajah yang kasar dan neurodegenerasi serta menunjukkan proses degeneratif yang bersifat progresif. 

GALAKTOSEMIA DAN FENILKETONURIA
  1. GALAKTOSEMIA
         Penyakit akibat kelainan genetik yang paling sering terjadi adalah kelainan metabolisme karbohidrat. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang mempunyai jenis-jenis beragam diantaranya glukosa, sukrosa, dan fruktosa.
              Kelainan metabolisme karbohidrat biasanya terjadi karena ketidakmampuan tubuh memiliki enzim pemecah beberapa jenis karbohidrat tersebut sehingga KH yang akan terpecah dalam tubuh tidak dapat termetabolisme.
Galaktosemia dibagi menjadi 3, yaitu:
  1. Tipe 1 (Galaktosemia klasik), merupakan kasus yang paling sering terjadi dan merupakan  bentuk kasus yang sangat berat. Hal ini disebabkan karena defisiensi galaktosa - 1 fosfat uridil transferase (GALT)
  2. Tipe 2 (defisiensi galaktokinase), disebabkan karena defisiensi galaktosa kinase (GALK/GALK1)
  3. Tipe 3 (defisiensi galaktosa epimerase), disebabkan karena defisiensi galaktosa-6-fosfat epimerase (GALE)
PATOFISIOLOGI
     Pada awalnya pasien penderita kelainan ini tampak normal secara fisik, namun setelah beberapa hari maupun beberapa minggu kemudian terlihat penurunan nafsu makan juga terjadi mual dan muntah, tubuh tampak kuning seperti hepatitis (jaundice) dan pertumbuhan yang normal seperti anak biasanya terhenti. Ini akan menjadi bahaya jika pengobatan terlambat diberikan, akibatnya adalah anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami penurunan mental.

Etiologi Galaktosemia
     Galaktosemia disebabkan oleh tidak adanya atau defisiensi berat enzim galaktosa-1-fosfat uridiltranferasa ( Gal-1-PUT). Enzim ini penting untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa, karena laktosa yang merupakan gula utama susu adalah disakarida yang mengandung glukosa dan galaktosa. Bayi dengan kondisi ini secara cepat menderita galaktosemia jika disusui baik dengan ASI atau susu formula sapi.
       Galatosemia merupakan penyakit resesif autosom pada metabolisme galaktosa yang terdapat pada sekitar 1 dalam 60000 bayi baru lahir. Gejala klinis awal adalah kegagalan pertumbuhan.
     Pasien dengan galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung galaktosa, seperti susu yang kaya akan galaktosa. Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya, seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktose selama kehamilan.
     Galaktosemia dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang berupa kegagalan  ovarium prematur dan gambaran neuropsikiatrik seperti gangguan fungsi kognitif , kesulitan  belajar, perubahan perilaku seperti kecenderungan menarik diri dari lingkungan dan kesulitan  berbicara, katarak, sirosis hati, retardasi mental, septikemia oleh bakteri E.coli, tremor dan  fungsi  motorik yag tidak dapat dikendalikan, ataksia, serta penurunan kepadatan mineral  tulang.

Gejala Galactosemia
Galaktosemia klasik (Galaktosemia Tipe I):
 Katarak
Gangguan emosi (lekas marah)
 Sirosis hepar
 Kerusakan ginjal
 Kesulitan bicara
 Keterbelakangan mental atau retardasi mental
 Gangguan Fungsi motorik : tremor, gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gaya berjalan dan ataxia.
Gagal tumbuh
        Galaktosemia tipe II menyebabkan masalah klinis yang lebih sedikit  daripada galaktosemia tipe klasik. Bayi yang menderita galaktosemia tipe II akan menderita  katarak dan juga  komplikasi jangka panjang. Tanda dan gejala galaktosemia tipe II bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat dan dapat juga terjadi katarak, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, ketidakmampuan itelektual, penyakit hati dan masalah pada ginjal.
         Penderita Galaktosemia biasanya mengalami Ikterus. Ikterus merupakan timbulnya warna agak kuning pada kulit dan bagian putih mata (sklera). Hal ini dapat terjadi bila hati gagal mengangkut, menyimpan atau mengkonjugasi bilirubin.
Pencegahan
        Karena galaktosemia adalah penyakit genetik resesif, biasanya terdeteksi pada Newborn, karena sebagian besar orang tidak menyadari bahwa mereka adalah pembawa mutasi gen penyakit ini. Keluarga seorang anak yang telah didiagnosis dapat memiliki tes DNA yang dapat memungkinkan saudara jauh lainnya untuk menentukan status operator mereka. Calon orangtua melakukan perencanaan keluarga atau untuk mempersiapkan anak dengan keadaan khusus. Anak-anak lahir dengan galaktosemia harus diletakkan pada diet khusus segera, untuk mengurangi gejala dan komplikasi dari penyakit.
Penatalaksanaan Gizi
      Penatalaksanaan gizi galaktosemia melalui diet intervensi, dengan segera intervensi diet ditunjukkan pada bayi yang Galt aktivitas enzim kurang dari 10% dari aktivitas pengendalian dan yang RBC galaktosa-1-fosfat lebih besar dari 10 mg / dL. Karena 90% dari sumber karbohidrat baru lahir adalah laktosa dan susu manusia mengandung 6% -8% laktosa, susu sapi 3% -4% laktosa, dan susu formula yang paling eksklusif laktosa 7%, semua produk susu harus segera diganti oleh formula yang bebas laktosa. Pembatasan diet pada semua makanan yang mengandung laktosa.
                Kriteria berikut telah digunakan untuk menilai kepatuhan diet:
  1. Ketat kepatuhan: hati-hati menghindari semua makanan yang mengandung laktosa
  2. Fair kepatuhan: menghindari semua produk susu
  3. Miskin kepatuhan: menelan beberapa produk susu
  4. Orang tua harus dididik tentang perlunya seumur hidup untuk beberapa pembatasan diet.
B. FENILKETONURIA
      Fenilketonuria adalah suatu kelainan di dalam tubuh, dimana tubuh tidak dapat memproduksi enzim yang berfungsi menguraikan asam amino esensial fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin.
Etiologi Fenilketonuria
                Fenilalanin yang berlebihan normalnya diubah menjadi tirosin (jenis asam amino yang lain) dan dibuang keluar tubuh. Tanpa enzim yang mengubah fenilalanin menjadi tirosin, fenilalanin terakumulasi di dalam darah dan bersifat toksik pada otak, sehingga menyebabkan gangguan intelektual.
                Pengaruh terhadap cara tubuh memproses makanan: anak-anak tidak dapat memproses komponen protein (asam amino) yang disebut fenilalanin karena kurangnya enzim yang sesuai. Akibatnya, fenilalanin terakumulasi dalam darah dan menyebabkan kerusakan otak dan keterbelakangan mental.

Gejala
    Awalnya bayi dengan PKU lahir dengan normal dan tidak menimbulkan gejala. Kebanyakan penderitanya memiliki mata yang biru, rambut dan kulit yang lebih cerah atau terang daripada anggota keluarganya yang lain. Sekitar lebih 50% bayi PKU (penderita fenilketonuria)  memiliki gejala awal seperti muntah, rewel, dan bintik-bintik merah pada kulit (eczema-like rash). 
Gejala-gejala lain yang bisa ditemukan yaitu :
Kejang
Mual
Muntah
Ruam seperti eksim, kulit, mata
Rambut berwarna lebih terang daripada anggota keluarga yang lain
Tidak tahan terhadap cahaya
Tubuh berbau apek
Keterbelakangan mental
Perilaku agresif atau suka mencederai diri sendiri
Hiperaktif
Kadang terdapat gejala-gejala psikiatri.
     Gejala PKU sebenarnya dapat dihindari dengan “newborn screening” (pemeriksaan awal) dan identifikasi dini. Tetapi jika penyakit ini tidak diobati, bayi mengalami kerusakan otak parah. Kerusakan ini dapat menyebabkan epilepsi, masalah perilaku, dan menghambat pertumbuhan bayi.
   Fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik. Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal.

Pencegahan
     Awal diagnosis dengan amniocentesis atau chorionic villus sampling pada minggu-minggu pertama kehamilan. Deteksi mereka adalah bagian dari tes dilakukan untuk bayi baru lahir biasanya sebagai bagian dari program skrining metabulopatias (cacat metabolisme) didorong oleh Otoritas Kesehatan. Diet rendah fenilalanin harus dimulai sebelum minggu keempat kehidupan. Konseling genetik untuk orang tua.

Penatalaksanaan Gizi
a.  Penghindaran protein dalam diet
            Intervensi utama atau terapi adalah penghindaran protein dalam diet. Fenilalanin diperoleh dari diet. Makanan kaya protein seperti daging harus dihindari. Protein yang aman atau pengganti diformulasikan secara khusus perlu dimulai. Diet anak tumbuh dengan PKU perlu ketat dipantau dan dikontrol. Fenilalanin ditemukan di telur, daging, susu, serta pemanis buatan (aspartam) dll.
b. Khusus susu formula untuk bayi yang baru lahir
        Dalam bayi yang baru lahir formula bebas dari fenilalanin dimulai segera setelah diagnosis dibuat, menyusui diberikan bersama dengan formula yang di bawah bimbingan ahli gizi. Asupan rumus tersebar sepanjang hari untuk mencegah darah tingkat fluktuasi.
           Total asam amino asupan setidaknya 3 g/kg/day termasuk 25 mg tirosina/kg/hari dianjurkan pada anak di bawah usia dua tahun
c. Diet untuk remaja dan orang dewasa
         Beberapa merekomendasikan fenilalanina diet bebas untuk hidup. Beberapa merekomendasikan relaksasi setelah usia 12 tahun. Diet perlu dipulihkan selama kehamilan dan jika gejala muncul di masa dewasa.

Klasifikasi makanan
  

Prevalensi
            Angka insiden galaktosemia di populasi sangat bervariasi, yaitu 1 kasus per 40.00-60.00 orang di Amerika Serikat, 1 kasus per 70.000 rang di Inggris dan 1 kasus per 20.000  orang di Irlandia. Galaktosemia merupakan kasus yang sering dijumpai diantara populasi wisatawan Irlandia. Di Asia kasus dari galaktosemia lebih jarang ditemukan. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai angka insiden dari kasus galaktosemia
Menurut hasil penelitian penderita Fenilketonuria PKU (penderita fenilketonuria) sangat jarang ditemukan. Di Amerika dilaporkan kemungkinan penderita ini 1:15.000 orang saja, sedangkan di Indonesia sendiri belum ada laporan kasus PKU.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar